Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MAESTRO BULUTANGKIS RUDY HARTONO

Rudy Hartono Kurniawan merupakan anak ke-3 dari 9 bersaudara yang lahir dari pasangan Zulkarnain kurniawan dan Endang Suryaningsih, Rudy memiliki dua orang kakak yang bernama Freddy Harsono dan Diana Veronica, serta memiliki 6 orang adik. Orang tua Rudy tinggal di Jalan Kaliasin 49 (sekarang Jalan Basuki Rahmat), Surabaya, Jawa Timur dan bekerja sebagai penjahit pakaian pria.
Selain itu orang tua Rudy juga mempunyai usaha pemrosesan susu sapi di Wonokromo, Jawa Timur. Ayah Rudy juga pernah menjadi pemain bulu tangkis di masa mudanya. Zulkarnain pernah bermain di kompetisi kelas utama di Surabaya. Zulkarnain pertama kalinya bermain untuk Asosiasi Bulu Tangkis Oke yang dia dirikan sendiri pada tahun 1951.

Sejak SD sampai SMA Rudy sangat senang dengan berbagai olahraga. Tetapi minat besarnya jatuh pada permainan bulutangkis. Setelah ayahnya mengetahui bakat Rudy, ayahnya mulai melatih Rudy secara sistematik pada Asosiasi Bulu Tangkis Oke dengan pola latihan yang telah ditentukan oleh ayahnya.Program kepelatihannya ditekankan pada empat hal utama yaitu: kecepatan, pengaturan napas yang baik, konsistensi permainan dan sifat agresif dalam menjemput target. Ketika Rudy mulai berlatih di Asosiasi yang dimiliki ayah pada saat itulah Rudy merasakan latihan profesional yang sesungguhnya. Setelah beberapa lama bergabung dengan grup ayahnya, akhirnya Rudy memutuskan untuk pindah ke grup bulu tangkis yang lebih besar yaitu Grup Rajawali. Rudy merasa sudah menemukan grup terbaik untuk mengembangkan bakat bulu tangkisnya. Akan tetapi setelah berdiskusi dengan ayahnya, Rudy mengakui bahwa jika dia ingin kariernya di bulu tangkis meningkat maka dia harus pindah ke tempat latihan yang lebih baik, oleh sebab itu Rudy memutuskan untuk pindah pada Pusat Pelatihan Thomas Cup pada akhir tahun 1965. Setelah Rudy mengikuti pelatihan di Pusat Pelatihan Thomas Cup, kemampuan bulu tangkis Rudy semakin membaik.

Pertandingan pertama Rudy tingkat Internasional pada tahun 1967  Rudy berhasil memenangkan pertandingan Thomas Cup untuk Indonesia. Kemudian Rudy menjadi Juara tunggal putra All England 8 kali (1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974, dan 1976), Runner Up All England disektor ganda putra berpasangan dengan Indra Gunawan (1971) dan Runner-Up All England 2 kali (1975, 1978). Selanjutnya pada tahun (1970,1973,1976,1979) Rudy berhasil meraih Juara bersama Tim Indonesia dalam Thomas Cup dan dua kali menjadi Runner Up bersama Tim Indonesia dalam Thomas Cup pada tahun  1967 dan 1982. Selain itu Rudy juga berhasil meraih Juara Dunia World Championship tahun 1980, Juara Denmark Open 3 kali pada tahun (1971, 1972, 1974), Juara Canadian Open 2 kali pada tahun (1969, 1971) , Juara US Open tahun 1969, dan juara Juara Japan Open tahun 1981 serta Juara cabang olahraga percobaan pada Olimpiade 1972 di Munich.

Selain prestasi yang telah disebutkan diatas, atas prestasinya dibidang olahraga bulutangkis Rudy pun memperoleh banyak penghargaan dari dalam maupun luar negeri. Penghargaan tersebut antara lain : Asian Heroes, TIME Magazine (2006), Tercatat dalam Guiness Book of World Records pada tahun 1982, Olahragawan terbaik SIWO/PWI (1969 dan 1974), IBF Distinguished Service Award 1985, IBF Herbert Scheele Trophy 1986  ( penerima pertama ), Honorary Diploma 1987 dari the International Committee’s “Fair Play” Award, dan Tanda Kehormatan Republik Indonesia.

Tentunya prestasi yang diraih oleh Rudy tidak begitu saja didapatkan. Kunci kesuksesan Rudy yang pertama ialah berdoa. Menurut Rudy  “doa adalah kunci Suksesnya”. Dengan berdoa, Rudy memperkuat pikiran dan iman. Berdoa tidak hanya sebelum bertanding, tetapi juga selama bertanding. Selain rajin berdoa, Rudy juga sangat disiplin dengan waktu latihannya. Dia selalu berlatih mulai pagi hari hingga pukul 10 malam.

Rudy juga termasuk orang yang pantang menyerah untuk meraih cita-citanya, walaupun banyak rintangan dalam latihannya. Dengan kondisi seperti itu Rudy tetap berlatih dengan bersemangat. Rudy tidak pernah berhenti sebelum dia menjadi juara dunia.

Kerja keras juga merupakan kunci kesuksesan Rudy. Setiap hari, Rudy bangun pukul 05.00 WIB untuk berlari. Semula jarak tempuh lari 1 km kemudian 10 km. Rudy menempuh jarak 10 km dalam waktu 1 jam. Selama 10 tahun Rudy digembleng dengan cara seperti itu oleh ayahnya.
            Pada tahun 1975 Rudy menghadapi ujian di All England. Pebulutangkis Denmark, Svend Prl menghentikan langkah Wonder Boy di partai puncak. Kegagalan ini tak membuat dia lemah, justru sebaliknya dia mampu bangkit dari keterpurukan. Berselang satu tahun kemudian, dia kembali meraih juara di All England. Rudy mendapatkan pengalaman berharga dari keberhasilan itu. Dia menilai kegagalan bukanlah suatu alasan untuk menyerah.

            Seiring dengan berjalannya waktu, umur dan kesehatan Rudy memaksanya untuk beristirahat. Saat masa istirahatnya, Rudy menjadi Ketua Bidang Pembinaan PB PBSI dalam kurun waktu 1981-1985. Walaupun Rudy saat ini sudah gantung raket, tetapi sejak itu, ia memusatkan perhatian pada pembinaan pemain-pemain yang lebih muda, yang diharapkan dapat menggantikannya. Selain melatih pemain muda, Rudy juga mengembangkan bisnis. Peternakan sapi perah di daerah Sukabumi adalah awal mulanya ia bergerak dalam bisnis susu. la juga bergerak dalam bisnis alat olahraga dengan mengageni merk Mikasa, Ascot, juga Yonex. Kemudian melalui Havilah Citra Footwear yang didirikan pada 1996, ia mengimpor berbagai macam pakaian olahraga. Selain itu, Rudy pun pernah menjadi pengusaha oli merek Top 1 dan menjadi pemain dalam film “Matinya Seorang Bidadari” pada tahun 1971 bersama Poppy Dharsono.



            Dari perjalanan hidup Rudy Hartono, banyak sekali hal-hal yang patut diteladani, antara lain : selalu berdoa dalam situasi apa pun, bekerja keras dalam menggapai cita-cita, pantang menyerah walaupun banyak rintangan, disiplin waktu, dan bangkit dari keterpurukan, karena kegagalan bukan alasan untuk menyerah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar